Monthly Archives: December 2013

Update Otomatis

Pada bulan September 2008, Google memperkenalkan Google Chrome sebuah web browser revolusioner berbasis Webkit. Desain aplikasinya yang multi-process, Javascript Engine V8 dan rendering engine Webkit menjadikannya browser yang superior dibandingkan Mozilla Firefox dan Internet Explorer.

Namun seperti software pada umumnya, ribuan bug telah dilaporkan. Sebagian besar adalah crash report. Ya, tidak ada kekuatan satu pun di dunia ini yang menjamin bahwa aplikasi Anda benar-benar 100% bersih dari bug. Kini Google Chrome menghadapi masalah klasik yang dialami software lainnya, yaitu update.

Pada bulan Januari 2009, Google Chrome memperkenalkan fitur Automatic Update. Chrome akan memeriksa update terbaru tiap 5 jam. Jika ada update, Chrome akan mendownload update terbaru tersebut kemudian mengeksekusi update terbaru tersebut tanpa campur tangan user. Cara seperti ini banyak dikritik oleh pengguna Chrome, terutama para programmer dan software developer senior sebagai cara yang tidak sopan. Namun Google tetap melanjutkan fitur update otomatis ini.

Fitur ini dibuat menggunakan sebuah komponen bernama Omaha, yaitu komponen untuk melakukan update otomatis untuk semua produk Google di Windows. Omaha, seperti halnya Chrome juga tersedia dalam lisensi opensource.

Beberapa tahun berlalu, hasilnya Google Chrome menjadi web browser paling stabil saat ini. Dalam tempo 21 hari, semua pengguna telah menggunakan update Chrome versi terbaru. Ini penting sekali bagi software developer, mungkin anda pernah mengalami problem seperti ini:

1. Laporan Bug Berulang

Sebuah bug yang dilaporkan telah berhasil kita perbaiki dan kita rilis updatenya. Namun bulan depan, bug tersebut kembali dilaporkan oleh user yang sama, atau bisa juga oleh user yang berbeda. Kita sebagai developer melakukan pemeriksaan mengapa bug yang sudah kita solve tersebut masih muncul. Ternyata penyebabnya adalah mereka, para user masih menggunakan versi lama. Pantas saja muncul lagi.

Bayangkan jika ada ratusan yang seperti itu, bahkan ribuan. Bug fixing menjadi pekerjaan yang menyebalkan dan sulit dikelola.

2. Downgrade

Hampir mirip dengan sebelumnya. User telah melakukan update ke versi terbaru. Problem lama berhasil kita atasi dan berjalan baik. Namun, ditemukan bug baru yang berbeda. Walaupun sifatnya minor (tidak begitu penting), user akhirnya memutuskan untuk balik ke versi lama. Akhirnya problem atau bug di versi lama, terjadi lagi.

3. Support & Testing

Pada umumnya Technical Support bukan orang yang mengerti programming. Ketika sebuah bug ditemukan di versi terbaru, Technical Support biasanya tidak mau repot atau tidak mau mengeluarkan effort untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Mereka dengan spontan akan menyarankan agar user balik ke versi lama saja. Dan ketika ada versi terbaru dirilis, support terbiasa menyarankan agar user jangan update dulu.

Ini menyulitkan proses pengembangan, di mana kita memerlukan feedback untuk melakukan perbaikan. Sampai hari ini Technical Support kami masih saja menangani problem-problem yang berulang disebabkan user tidak melakukan update ke versi terbaru.

Otomatiskan!

Semua masalah tersebut sebetulnya mudah diatasi dengan cara lakukan update secara otomatis. Jangan mengandalkan user, mereka tidak akan sempat membaca pengumuman. Jangan andalkan support, mereka tidak ada waktu untuk melaporkan bug.

Oleh sebab itu saya pribadi sepakat dengan metode silent update atau automatic update seperti Google Chrome. Dengan cara tersebut, kita sebagai developer tidak perlu dipusingkan oleh problem-problem yang saya sebutkan sebelumnya. Terutama untuk laporan bug yang berulang.

Referensi: 

http://www.techzoom.net/publications/silent-updates/

7 Kriteria Dasar Memilih Calon Karyawan (7C)

7 Kriteria Dasar Memilih Calon Karyawan (7C)

Memilih dan merekrut calon karyawan untuk perusahaan kita memang susah-susah gampang. Jika kriterianya sedikit dan kualifikasinya rendah, ya gampang dapatnya. Kalau kriterianya agak banyak dan kualifikasinya tinggi, ya susah. Masing-masing perusahaan pasti punya kriteria sendiri-sendiri untuk merekrut calon karyawan. Namun ada 7 Kriteria Dasar Memilih Calon Karyawan yang bisa diterapkan di mana saja. Apa saja kriteria tersebut?

Kalau Anda sedang terburu-buru dan tidak sempat membaca satu-persatu, langsung saja ke bagian penutup di akhir tulisan ini. Khususnya ketika saya melanggar kaidah-kaidah yang benar dalam merekrut orang.

1. Capability

Capability, yaitu kemampuan dasar yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya. Biasanya berkaitan dengan kemampuan nalar, kecerdasan, berpikir sistematis. Seseorang disebut capable, atau memiliki kemampuan jika memiliki tingkat kecerdasan minimal yang dibutuhkan. Capability juga mensyaratkan adanya skill atau keahlian dalam melakukan pekerjaan. Tanpa kemampuan dasar ini, calon karyawan tidak akan mampu melaksanakan pekerjaannya.

Untuk menilai dan menentukan apakah seseorang memiliki kemampuan, bisa dilihat dari hasil test pada saat sebelum wawancara. Jangan mengandalkan sertifikat, ijasah, piagam penghargaan atau kertas-kertas lainnya. Walaupun itu dijamin benar, belum tentu relevan dengan kemampuan yang kita butuhkan!

Buat serangkaian test yang dapat menunjukkan apakah seseorang itu mampu atau tidak mampu melakukan tugas-tugas yang paling mendasar.

2. Capacity

Capacity yaitu kapasitas maksimum atau potensi kemampuan seseorang yang ditunjukkan dengan keahlian memecahkan masalah (problem solving skill), mengerjakan beban kerja yang berat, mengatasi stress akibat pekerjaan, membuat prioritas/jadwal, dan sebagainya. Capacity ini menunjukkan apakah kualitas seorang calon karyawan itu memungkinkan untuk ditingkatkan atau tidak.

Untuk menilai dan menentukan apakah seseorang memiliki kapasitas yang tinggi, berikan beban kerja yang tinggi dengan deadline. Waktu yang terbatas akan menjadi penyebab stress dalam melakukan pekerjaan. Mereka yang memiliki kapasitas yang besar, tidak mudah stress ketika diberikan tugas yang lebih berat dan deadline yang mepet. Tapi mereka yang memiliki kapasitas rendah, akan cepat stress dan menurun kualitas kerjanya.

3. Creativity

Kreatifitas ditunjukan dalam kemampuan memecahkan masalah di luar kelaziman sehingga menjadi lebih efektif, lebih efisien, lebih cepat, lebih menguntungkan. Mereka yang memiliki kreatifitas tinggi biasanya mampu berpikir di luar dugaan orang banyak. Bisa menemukan perspektif, cara pandang baru yang membuat pekerjaan jadi lebih efektif, lebih mudah, lebih efisien.

4. Character

Karakter yaitu watak dasar manusia yang ditunjukkan dalam perilaku sehari-hari, sikap, sopan-santun, kemampuan mengendalikan emosi, dan bagaimana orang merespon sebuah kejadian. Untuk menilai watak dasar manusia ini diperlukan test seperti MBTI (Myers Briggs Type Indicator) atau DISC. Test ini dapat menunjukkan bagaimana watak dasar seseorang dilihat pada kondisi normal dan dalam penuh tekanan. Hasilnya diplot menjadi peta karakter atau personality profile.

Dari peta karakter yang dihasilkan, kita bisa meramalkan apakah seseorang cocok untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan cara membandingkannya dengan job profile dari pekerjaannya. Orang yang karakternya teliti dan analitik cocok jadi programmer. Orang yang karakternya stabil cocok untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang rutin. Sebaliknya, orang yang teliti tidak cocok ditempatkan jadi sales atau marketing, sebab di dunia sales dan marketing butuh orang yang berorientasi pada perasaan orang lain. Orang yang stabil tidak cocok ditempatkan dalam posisi pengambil keputusan.

5. Credibility

Kredibilitas ditunjukan melalui kejujuran, integritas sehingga calon karyawan dapat dipercaya, dapat diandalkan untuk memikul tanggung jawabnya dengan benar. Tanpa kredibilitas tersebut, perusahaan tidak percaya kepadanya. Kredibilitas ini bisa tercermin dari perilaku di masa lalu. Track record menjadi sangat penting di level ini. Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tidak percaya.

6. Commitment

Komitmen ditunjukkan melalui kesungguhan dalam menyelesaikan tugas, walaupun dalam kondisi yang sulit atau tidak menguntungkan. Rasa tanggung jawab ini jauh lebih bernilai ketimbang skill, kapasitas, passion dan sebagainya. Jika orang hanya bermodal passion atau gairah, namun tidak memiliki komitmen maka ia hanya mau melakukan pekerjaan yang disukainya. Jika ia menghadapi situasi yang tidak menguntungkan atau harus melakukan pekerjaan yang tidak disukainya, ia akan pergi meninggalkan perusahaan. Itulah sebabnya komitmen ini hanya bisa terlihat pada saat perusahaan dalam kondisi sulit atau sedang menghadapi masalah.

7. Compatibility

Kompatibilitas ditunjukkan dalam kepatuhan, kecocokan dengan budaya perusahaan, dapat bekerja sama dengan tim dan rekan kerja, dapat bergaul dengan orang atau lingkungan sekitarnya. Core Values, atau budaya inti menjadi penting di sini sebab itu menjadi kompas atau panduan apakah seseorang masih cocok bekerja dengan kita atau tidak. Misalnya, PT. Sandiloka melarang segala bentuk tips dan pemberian, maka mereka yang memandang tips itu sebagai rejeki akan bermasalah dan merasa tidak nyaman.

Penutup

Demikian 7 Kriteria Dasar Memilih Calon Karyawan (7C) yang saya pelajari dari buku dan sumber-sumber lainnya. Dalam pengalaman saya menerapkan kriteria tersebut, tingkat keberhasilannya cukup memuaskan jika kita mengandalkan proses TEST. Sebaiknya jangan hanya mengandalkan nilai-nilai ijasah, sertifikat, piagam dan kertas-kertas seperti itu sebab zaman sekarang banyak pihak yang menyediakan ijasah dan sertifikat palsu.

Saya pribadi sudah berkali-kali melanggar kriteria di atas. Hasilnya bisa dilihat secara kasat mata, produk tidak berkembang, perusahaan mandeg, dan ketinggalan jauh. Pemikiran Anda yang brilian, visi Anda yang jauh ke depan, budaya kerja Anda yang disiplin dan cepat ,sama sekali tidak berguna ketika para pelaksana itu tidak mampu mengerjakan apa yang harus dikerjakan. Hal ini membuat perusahaan menjadi tidak adaptif dalam merespon tantangan yang dihadapi. Itu terjadi beberapa tahun lalu ketika saya butuh orang cepat. Percayalah, Anda tidak akan suka di dalam situasi tersebut.

Hari ini saya bersyukur sebab waktu itu saya segera menyadari kesalahan yang telah saya lakukan. Proses rekrutmen yang benar adalah permulaan yang baik untuk bisa sampai pada hari ini.

Sumber dan Referensi

  • Langkah Jitu Memulai Bisnis Dari Nol, Bambang Suharno.

Sumber gambar: http://www.disabilityfirst.org/wp-content/uploads/Recruitment-people.jpg