4 Jenis Problem – The Cynefin Framework

Problem Solving Skills adalah salah satu kemampuan yang paling esensial di abad 21 ini. Apalagi jika profesi Anda seorang insinyur, software developer, programmer, sysadmin atau apa saja. Sebelum kita mampu mengatasi masalahnya, tentu saja kita harus mengenali dulu jenis-jenis masalahnya. Salah satu model yang sangat bermanfaat adalah Cynefin Framework.

Cynefin Framework pada dasarnya adalah mengidentifikasi masalah berdasarkan hubungan antara PENYEBAB dan AKIBAT. Masalah adalah akibat, maka berdasarkan hubungan dengan akar masalahnya/penyebab, berikut adalah 4 jenis problem berdasarkan Cynefin Framework.

cynefin-model

1. Simple (Sederhana)

Problem ini didefinisikan sebagai problem yang hubungan antara penyebab dan akibatnya sangat jelas dan erat. Saking jelasnya, sehingga semua orang juga tahu. Sumber pengetahuan ada di mana-mana dan bisa dilakukan siapa saja.

Untuk mengatasinya tidak memerlukan analisa dan pemikiran yang jelimet. Pendekatan yang dilakukan adalah Sense->Categorize->Respond. Artinya kita tinggal melihat situasinya bagaimana, kemudian mengidentifikasi akar masalahnya termasuk kategori apa, kemudian langsung merespon/mencabut akar masalahnya.

Dengan adanya kategori atau kelompok penyebab/akar masalah yang sudah jelas tersebut, maka untuk jenis problem yang simple sudah ada sekumpulan BEST PRACTICES. Apa yang berlaku efektif di tempat lain, bisa dipakai juga di sini. Tinggal digunakan, pasti beres.

Estimasi waktu yang dibutuhkan juga mudah sekali dikalkulasi. Anda bisa estimasi apakah ini akan selesai 1 jam, 1 hari atau 1 minggu.

Contoh: Handphone mati setelah 2 hari dipakai terus menerus. Tidak bisa melakukan panggilan telepon, tidak ada dial tone.

2. Complicated (Rumit)

Problem jenis ini didefinisikan sebagai problem yang hubungan antara penyebab dan akibatnya belum jelas. Sehingga untuk mengetahui penyebabnya, butuh pemeriksaan lebih lanjut, butuh analisa lebih lanjut. Penyebab/akar masalahnya bisa lebih dari satu kemungkinan dan bisa saling berkaitan. Sumber pengetahuan tersedia dan dapat diajarkan.

Karena membutuhkan pemeriksaan dan analisa, maka pendekatan yang dilakukan adalah Sense->Analyze->Respond. Kita lihat dulu situasinya untuk mendefinisikan masalahnya, kemudian kita analisa apa saja kemungkinan yang menjadi penyebabnya, kemudian merespon atau mengambil tindakan yang diperlukan.

Untuk problem jenis ini, kita memiliki sekumpulan GOOD PRACTICES. Kita bisa melihat contoh-contoh yang digunakan orang lain, atau kita bisa mengikuti tutorial/knowledge base, kemungkinan besar penyebabnya dapat diketahui.

Estimasi waktu untuk problem jenis ini agak sukar dikalkulasi. Kita hanya bisa melakukan estimasi berdasarkan waktu maksimum yang pernah kita lakukan sebelumnya. Mungkin antara 1 hari atau 2 hari. Mungkin juga 1 minggu sampai 2 minggu.

Contoh: Koneksi internet Anda lambat ke situs-situs tertentu saja. Aplikasi Anda mengalami connection timeout.

3. Complex

Problem jenis ini didefinisikan sebagai problem yang hubungan antara penyebab dan akibatnya tidak jelas. Sehingga untuk mengatasinya membutuhkan perenungan, kontemplasi, bertapa, mencari petunjuk, meminta pencerahan. Sumber pengetahuan mungkin tersedia tapi sangat terbatas.

Karena membutuhkan kontemplasi, pendekatan yang dilakukan adalah Probe->Sense->Respond. Jadi kita harus coba-coba dulu. Siapa tahu berhasil. Jika ternyata berhasil, baru kita bisa lihat mengapa berhasil kemudian merespon/menunjukkan penemuan tersebut.

Untuk problem jenis ini, tidak ada satu senjata ampuh yang bisa digunakan untuk semua orang. There is no one silver bullet. Solusi yang bisa digunakan orang lain belum tentu bisa digunakan untuk kasus kita. Percuma kita meniru, mencontek atau mengadopsi bulat-bulat dari contoh yang sudah ada. Sebab belum tentu bisa digunakan.

Estimasi waktu untuk problem jenis ini sangat sulit dikalkulasi. Kita tidak bisa mengira-ngira kapan problem tersebut akan berhasil diatasi. Kalau berhasil, ya kita kabari. When it’s done, it’s done. Tapi kalau tidak berhasil, ya harus dicoba lagi.

Contoh: Membuat software baru. Mendesain pesawat. Menjalankan bisnis. Melakukan Riset.

4. Chaos (Kacau)

Problem jenis ini didefinisikan sebagai problem yang tidak memiliki hubungan antara penyebab dan akibat. Sehingga untuk mengatasinya bukan dengan berpikir atau kontemplasi. Tapi langsung bertindak tanpa banyak berpikir.

Pendekatan yang dilakukan adalah Act->Sense->Respond, yaitu kita bertindak dulu kemudian melihat situasinya baru bisa mengambil keputusan. Kalau mikir dulu keburu mampus duluan 😀

Untuk problem jenis ini, yang ada adalah Novel Practice yaitu berimprovisasi, melakukan sesuatu yang baru, aneh atau asing.

Estimasi waktunya juga tidak akan bisa diukur.

Contoh: Server crash, database corrupt, disk failed, kebakaran, kerusuhan, mendirikan bisnis baru, penyerbuan, peperangan.

Penutup

Demikian sharing saya mengenai 4 Jenis Problem menurut The Cynefin Framework. Semoga bermanfaat.

Referensi

http://en.wikipedia.org/wiki/Cynefin

6 thoughts on “4 Jenis Problem – The Cynefin Framework

  1. Pingback: Complex System – Muhammad Rizki Fauzi

  2. Pingback: Tugas Big Data Week 4 | tamarafebrinzky's blog

  3. Pingback: Big Data and Data Analytics (Tugas 3) – zulfickarsolehudin's blog

  4. Pingback: Sistem Kompleks Biga Data dan Analitik – sohilfiqhihadiprayog's blog

  5. Pingback: Tugas 3: Teori Kompleksitas dan Strategi Data Analitik – bellasalsabilla's blog

  6. Pingback: Tugas 3 : Contoh Kompleksitas dalam kehidupan sehari-hari – fadhielmp's blog

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.