Sulit Belajar Programming, Apa Sebabnya?

Beberapa orang pernah bertanya kepada saya mengapa mereka sulit sekali belajar programming. Sudah belajar dari kuliah tapi nggak ngerti-ngerti juga. Nah ini menarik, sebab definisi problemnya jelas: Sudah belajar tapi tetap ngga ngerti juga, atau sudah berusaha tapi tetap ngga dapat juga. Untuk mengurai apa penyebabnya, maka saya tanyakan satu persatu.

1. Berapa jam yang kamu habiskan tiap hari untuk belajar programming?

Rata-rata jawabannya adalah 1 jam kurang atau 2 jam. Bandingkan dengan kami yang sampai saat ini masih belajar programming rata-rata 8 jam sehari.

2. Berapa buku pemrograman yang kamu baca?

Rata-rata jawabannya adalah tidak punya, hanya punya 1 atau 2 buku. Itupun buku kuliah. Bandingkan dengan kami yang sampai saat ini tetap membaca puluhan buku pemrograman walaupun internet menyediakan search engine yang mudah dan instan.

3. Berapa banyak soal yang kamu coba?

Rata-rata jawabannya hanya 1 atau 2, itupun tugas kuliah. Bandingkan dengan kami yang sampai saat ini terus berusaha mengatasi 2 sampai 3 bug per harinya.

4. Apakah suka dengan dunia pemrograman?

Rata-rata jawabannya ya sebenarnya suka sih, tapi….

Jadi apa penyebabnya?

1. Pola belajarnya salah

Saya pernah bahas di blog ini bahwa pola belajar itu penting. Jika polanya benar, Insya Allah dapat ilmunya dan diberikan pemahaman. Jika polanya salah, tidak akan mengerti. Ada sebagian orang jenius yang tanpa diajari, dia bisa mengerti sendiri. Jumlah mereka sedikit sekali.

Pemrograman pada dasarnya memang berat. Kata siapa gampang? Kalau gampang, pasti sudah banyak orang yang bisa kan? Karena memang pada dasarnya berat, maka usahanya juga harus istimewa. Ini tentang effort.

Sampai saat ini kami masih berusaha menyerap ilmu-ilmu baru sepanjang hari atau rata-rata 8 jam per harinya. Bahkan sebagai pengusaha, kami bekerja rata-rata 18 jam per-hari. Dengan demikian kami lebih berpeluang untuk berhasil. Sementara kamu hanya belajar 1 jam – 2 jam per hari tapi pengen berhasil?

Ngimpi! 😀

mimpi-lo-ketinggian

2. Kurang Referensi Berkualitas

Pada saat kami kuliah, hasil pencarian di Yahoo! belumlah akurat seperti sekarang ini. Baru ketika muncul Google pada tahun 1999, pencarian menjadi demikian mudahnya dan akurat. Tapi sementara waktu itu, kami mengandalkan buku-buku di perpustakaan atau penjual buku bekas di Palasari atau Cikapundung. Maklum mahasiswa, duitnya cekak. Tapi itu tidak menghalangi usaha kami untuk mencari Referensi Berkualitas.

Sampai saat ini kami masih membeli dan membaca buku-buku teknologi, komputer, pemrograman dan buku apa saja yang menurut kami menarik untuk dibaca. Search engine sudah banyak membantu mempersingkat pencarian yang gampang-gampang. Sayangnya, hasilnnya belum tentu berkualitas. Banyak juga tutorial yang ngaco, tidak jelas, dan kurang akurat.

Saat ini saya masih menyimpan dan membaca puluhan buku-buku pemrograman, teknologi, bisnis, marketing, dan topik-topik lainnya yang menurut saya menarik. Belum termasuk buku-buku yang hilang, yang dipinjam orang tapi nggak dibalikin, yang disumbangkan dan lain sebagainya.

Bandingkan dengan kamu yang cuma baca 1 atau 2 buku. Dengan referensi seperti itu, apakah kamu punya peluang besar untuk berhasil? Yang realistis ajalah, jangan ngimpi!

3. Kurang Latihan

Perbandingan yang wajar untuk belajar programming adalah 1:9, artinya 10% pasif dan 90% aktif. Membaca, dengerin kuliah, nonton tutorial di YouTube termasuk pasif. Dan latihan, problem solving termasuk yang aktif.

Kalau ada contoh yang diberikan di buku, tutorial, help, dokumentasi, usahakan coba-coba kombinasi cara lain. Bagaimana kalau ini diganti? Bagaimana kalau itu diganti? Pelajari bagaimana perubahan dan error yang didapatkan. Coba atasi error yang dihasilkan.

Kalau cuma latihan soal 1 atau 2, berapa besar peluang kamu mengerti?

4. Tidak punya minat

Ini adalah akar masalah paling utama, yaitu tidak punya minat. Ini pernah saya bahas di tulisan 5 Syarat Menjadi Programmer. Walaupun mengaku suka dengan dunia pemrograman, bukan berarti punya minat. Banyak orang yang mengaku suka programming dan tidak bisa programming. Dia cuma pengen bisa, tapi tidak bersedia mengeluarkan effort yang dibutuhkan.

Untuk mengeluarkan effort, perlu minat. Sehingga jika menemukan kesulitan, tidak terasa berat namun malah terobsesi. Saya sendiri memulai dari minat yang kuat terhadap dunia komputasi dan menemukan obsesi yang menggebu-gebu ketika belajar pemrograman. Otak saya biasa-biasa saja. Masih banyak yang lebih jenius.

Jika kamu punya minat, kamu akan memiliki obsesi yang menggebu-gebu jika menemukan soal yang sulit. Kamu akan bersemangat untuk mengatasinya dan bersedia berusaha mati-matian dalam mengatasinya. Bukan mengeluh tidak bisa.

Kesimpulan

Poin penting yang ingin saya sampaikan adalah MINAT dan USAHA. Obsesi dan Effort. Coba periksa kembali sebesar apa minat kamu terhadap pemrograman. Jika memang tidak berminat, lebih baik cari bidang lain. Periksa kembali sebesar apa effort yang telah kamu keluarkan, jika belum sempurna, maka sempurnakanlah.

Ini pesan Nabi: Luruskan niat, sempurnakan ikhtiar, sabar menerima hasilnya.

Lebih lanjut lagi, saya sarankan kamu baca tulisan saya yang lain:

  1. Self-Learning dan Pola Belajar yang Benar
  2. 5 Syarat Menjadi Programmer
  3. 5 Watak Dasar yang dimiliki Programmer
  4. 5 Skill yang paling dibutuhkan programmer

10 thoughts on “Sulit Belajar Programming, Apa Sebabnya?

  1. Imo

    Wah,serasa becermin baca tulisan ini.Stop ngeluh and start action.Tp ane biasa selalu buntu kalau mau mulai membuat aplikasi.Apa dgn niru aplikasi yg ada namun dimodifikasi itu termasuk cara belajar yg tepat gak ya?

    Reply
  2. aries gajahpandawa

    saya searching buat ngatasi masalah saya yg sulit belajar programing , tapi kok dapetnya lebih ya, ilmu kehidupan saya dapat thanks

    Reply
  3. Fredy Manurung

    saya sangat termotivasi, sebagai orang yang baru belajar programming. terima kasih atas tulisannya yang sangat berharga ini.

    Reply
  4. soson

    nice artikel, mas. menohok! saya mungkin termasuk orang yang mas ceritakan di atas. sebatas suka, tapi effortnya kurang.

    Reply
  5. koshin harhatanatakol

    mantap mase, jd bisa more instrospeksi diri, ane minat dan terobsesi buat bikin game open world kyk the elder scroll series by bethesda, seenggaknya kyk dreadout lah buatan anak bangsa..

    Reply
  6. Pingback: Kenapa Sulit Belajar Programming ? | Randa Syafridamara

  7. Alfian Pratama Nasution

    mantap bgt artikelanya.. saya termasuk org yg admin ceritakan.. tapi in shaa Allah sy akan bersunggung-sungguh mendalami ilmu pemrograman, sy sekarang lg ngulik html

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.