Perubahan Sandiloka 2016

Selamat Tahun Baru 2016. Semoga kita makin bermanfaat bagi orang lain. Semoga karya-karya kita makin besar dan makin luas dampaknya bagi orang lain. Semoga perbaikan-perbaikan yang kita lakukan makin terasa pula hasilnya di tahun-tahun mendatang. Amiin.

Setelah babak belur selama beberapa tahun terakhir, dan mendekati titik nadirnya di tahun 2015 kemarin, saya memutuskan untuk merubah konsep bisnis dan strategi bisnis Sandiloka mulai tahun 2016 ini. Berikut yang bisa saya bagikan.

Konsisten di SaaS

Kami sudah menjalankan business model SaaS (Software as a Service) sejak Maret 2009. Walaupun untuk jangka panjang dan jangka pendek model ini berhasil namun ada perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan yaitu lebih konsisten.

Software Development adalah Premium Service/Project

Sebelumnya kami menyediakan layanan pembuatan aplikasi yang sifatnya add-on secara gratis. Ternyata permintaan untuk membuat fitur tambahan, add-on, customisasi ini memang banyak peminatnya. Karena gratis, akhirnya permintaannya lebih besar dari kapasitas yang tersedia.

Karena permintaannya memang besar, oleh sebab itu, mulai tahun ini kami tidak lagi melayani pembuatan aplikasi atau fitur gratisan. Jika pelanggan menginginkan ada fitur X, atau aplikasi Y, atau modul Z, maka akan dikenakan biaya tergantung bobot dan kompleksitasnya.

Support adalah Premium Service

Sebelumnya kami menyediakan support gratis atau included dalam produk atau layanan yang kami sediakan. Ternyata lebih dari 80% pekerjaan support itu tidak berhubungan dengan produk dan layanan kami antara lain: menginstall aplikasi lain, setting router, setting TCP/IP, membersihkan virus, dll.

Model ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Karena gratis, permintaan selalu lebih besar dari persediaan/kapasitas yang ada. Jika permintaannya memang besar, support tidak perlu dihilangkan, cukup dikenakan biaya per-jam sesuai kategori. Bagi pelanggan silakan saja meminta layanan bantuan apapun, yang penting invoicenya dibayar 🙂

Budayakan DIY (Do It Yourself)

Kalau kita perhatikan layanan-layanan SaaS di seluruh dunia, biasanya kita tidak akan menemukan adanya nomor telepon atau YM untuk helpdesk/support. Paling banter juga ada LiveChat yang hanya bisa diakses dari website masing-masing. Dokumentasi, Tutorial, dan Tanya-Jawab di website/mailinglist/forum sudah biasa.

Berbeda sekali dengan kultur pelanggan yang kami hadapi di Indonesia. Mereka selalu minta kontak nomor telepon atau YM. Kalau kontak, harus langsung ke ownernya, tidak mau dilayani oleh staf support atau bagian administrasi. Dikit-dikit telepon, dikit-dikit kontak ownernya. Maunya dilayani langsung sama bosnya.

Padahal kita tahu, sebagai owner kita juga punya pekerjaan lain dan tanggung jawab yang lebih besar. Bukannya sok sibuk atau sok penting. Tapi memang begitulah kenyataannya, ada pembagian tugas. Nah pelanggan yang model begini nih yang bikin kita ngga bisa growth. Di saat kita harus melakukan tugas yang sangat penting dan perlu terobosan, malah diminta melayani hal-hal yang rutin dan bisa dikerjakan orang lain. Sangat tidak scalable.

Untuk melayani kebutuhan pelanggan, makanya kita merekrut SDM khusus untuk itu. Mendelegasikan pekerjaan tersebut kepada mereka. Membuat tutorial, dokumentasi, knowledge base, supaya siapapun bisa mengakses dan membaca petunjuknya.

Menggunakan Platform Open Source

Salah satu kelebihan menggunakan platform open source adalah tersedianya library, komponen, API, bahkan aplikasi yang bisa kita reuse, kita improve dan kita berikan kontribusi. Tanpa harus memikirkan biaya lisensi yang sangat mahal.

Hal ini sangat penting bagi perusahaan kecil dengan keterbatasan modal seperti kami. Dengan menggunakan platform open source mulai dari Operating System (Linux, FreeBSD), programming language (PHP, Python, Ruby, Node.js), kami jadi lebih gesit dalam membuat aplikasi.

Sangat berbeda dengan sebelumnya ketika kami menggunakan Windows sebagai operating system, dan Delphi. Lisensinya mahal, harga komponennya mahal, jumlah developernya sedikit, dan tidak cocok dengan kebutuhan saat ini.

Sedikit demi sedikit, saya porting aplikasi dan komponen yang ada menjadi komponen open source yang dibuat menggunakan PHP, Python, Ruby dan Nodejs.

Demikianlah yang bisa saya bagikan kali ini, semoga bermanfaat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.