Untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, seseorang harus memiliki 3 unsur utama yaitu skill, watak (karakter) dan attitude. Ada beberapa skill yang dibutuhkan programmer supaya dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Skill bisa dipelajari, bisa dilatih dan bisa diperoleh dari lingkungan. Tapi watak itu dibentuk dari sejak lahir melalui disiplin perilaku.
Watak atau karakter ini dilihat dari perilaku (behavioral analysis). Karena dilihat dari perilaku, maka bisa diukur, dianalisa, dikembangkan, bahkan bisa dimodifikasi. Sehingga sekecil apapun yang kita punya, selalu ada ruang untuk pengembangan diri (self-improvement) yang tentu saja membutuhkan effort dan waktu.
Sumber: http://www.pilateseducation.com.au/wp-content/uploads/2013/07/DISC-Pie.jpg
Perilaku ini diukur melalui proses assessment (pengujian). Ada beberapa tool assesment yang membantu kita mengukur perilaku antara lain MBTI (Myers-Brigs Type Indicator) dan DISC. Keduanya diturunkan dari karya-karya ilmiah Carl Jung. MBTI masih banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Microsoft juga salah satu perusahaan yang menggunakan MBTI. DISC mulai digunakan tahun 1950-an di US-Army. Karena akurasinya yang lumayan tinggi, DISC kini mulai banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk melakukan assesment. Sandiloka adalah salah satu perusahaan yang menggunakan DISC untuk assesment karena akurasinya yang bagus.
Soal Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) & DISC ini kita bahas di tulisan lain saja ya 😀
Seorang programmer memiliki watak dominan di area C. Tapi bukan hanya programmer, ada profesi-profesi lain yang membutuhkan orang-orang di area C. Seseorang di area C berfokus pada fakta, objek, tugas, kualitas, akurasi, keahlian dan kemampuan. Pada tulisan kali ini saya ingin membagi apa saja watak dasar yang dimiliki programmer berdasarkan indikator DISC.
1. Hati-hati
Seorang programmer pada dasarnya memiliki watak sangat hati-hati karena dia takut salah. Ini disebabkan karena dia fokus pada kualitas dan menginginkan kesempurnaan atau akurasi. Kalau Anda punya watak ini, mungkin Anda cocok jadi programmer.
Tapi jika berlebihan, ini bisa menjadi penghambat sebab tidak ada yang bisa dilakukan karena semua tindakan beresiko. Watak hati-hati inilah yang menyebabkan programmer bukan pengambil keputusan yang baik, karena selalu ragu.
Tips: bekerja samalah dengan orang yang suka mengambil resiko dan suka mengambil keputusan.
2. Cermat
Seorang programmer adalah orang yang cermat, yaitu suka memperhatikan dan teliti. Jika terjadi kesalahan, dia akan tahu letak kesalahannya di mana, dia perhatikan pesan errornya apa, kode errornya berapa, bahkan sampai ke memory addressnya dia juga hapal 😀
Watak cermat ini menguntungkan jika digunakan untuk melakukan perbaikan terus-menerus dan meningkatkan kualitas.
Jika Anda punya watak cermat dan teliti seperti itu, mungkin Anda cocok jadi programmer. Tapi jika berlebihan, tentu saja akan menghambat pengembangan diri karena Anda akan menjadi si tukang kritik. Jika tidak dikendalikan, Anda akan menjadi kritikus tanpa karya nyata. Ingat, tidak ada monumen yang dibangun untuk para tukang kritik.
Tips: kurangi kritik, banyak-banyak berkarya, fokus pada perbaikan.
3. Detail
Seorang programmer adalah orang yang detail yaitu dapat merinci satu-persatu apa saja yang sedang terjadi atau proses apa saja yang dibutuhkan. Misalnya, bagaimana cara kerja protokol SMTP untuk mengirim email? Dia akan pelajari dan kemudian bisa menjelaskan satu-persatu.
Karena detail inilah, programmer bisa membuat algoritma, bisa menyusun workflow, bisa menulis source code. Kalau Anda punya watak detail seperti ini, Anda mungkin cocok jadi programmer.
Jika Anda senang dengan detail, bisa jadi Anda cocok jadi programmer. Namun jika berlebihan, Anda bisa terjebak oleh hal-hal kecil yang tidak esensial dan melewati hal-hal besar yang lebih penting.
Tips: gunakan watak ini untuk melakukan hal-hal yang penting.
4. Logis
Seorang programmer pada dasarnya condong pada fakta (obyektif), kurang condong pada orang (subyektif). Karena itu dia akan berbicara sesuai logikanya, bukan perasaannya. Yang penting bener dulu. Orang lain mungkin akan mempersepsikannya sebagai orang yang saklek atau kaku. Tapi pada dasarnya dia hanya menginginkan akurasi dan sesuai logika.
Jika Anda senang berpikir logis, bisa jadi Anda cocok jadi programmer. Namun, jika tidak dikendalikan ini bisa jadi penghambat sebab Anda tidak dapat bergaul dengan orang lain.
Logic is the way of artificial thinking, it’s not the way people behaves.
Tips: Ketika menyelesaikan masalah, gunakan logika. Ketika bergaul, perhatikan perasaan orang lain.
5. Analitik
Dipengaruhi oleh kecenderungannya fokus pada akurasi, seorang programmer akan menunjukkan perilaku senang menganalisa. Misalnya, mengapa sebuah trigger database tidak bekerja sebagaimana mestinya? Mengapa sebuah rule firewall tidak dapat menangkal brute force attack?
Dari wataknya yang analitik, seorang programmer dapat menjawab pertanyaan MENGAPA. Oleh sebab itu dia dapat menjadi seorang problem solver karena dapat mengetahui penyebab sebuah problem dan melakukan perbaikan.
Jika Anda memiliki watak analitik seperti itu, mungkin Anda cocok menjadi programmer. Namun jika berlebihan, ini juga dapat merugikan. Anda hanya bisa menjadi pengamat atau tukang komentar, bukan pelaku. Pengamat itu hanya diminta pendapatnya. Pelaku diminta invoicenya :p
Penutup
Demikian sumbangan saya mengenai 5 Watak Dasar yang Dimiliki Programmer berdasarkan DISC Assessment. Pada dasarnya semua watak itu baik. Hanya saja masing-masing ada kelemahan dan jika digunakan berlebihan, tidak dikendalikan justru merugikan diri sendiri.
Semoga bermanfaat. Silakan di-subscribe. Setuju, tidak setuju tetap thank you. 😀
tulisan nya mantap pak. menurut saya watak-watak ini belum tentu watak dasar programmer, tapi kemungkinan besar akan terbentuk ketika seseorang terjun didunia programming. Tapi ingat semua yang berlebihan itu tidak baik, jadi tips di atas juga mantap.
Pingback: 5 skill yang paling dibutuhkan programmer - Ilham Rizqi Sasmita
Menarik tulisannya pak
Pingback: Sulit Belajar Programming, Apa Sebabnya? - Ilham Rizqi Sasmita