Monthly Archives: June 2013

Rencana Membuat Media untuk Programmer

Saya punya rencana membuat media untuk programmer. Media ini ditujukan untuk mereka yang berprofesi sebagai software engineer, developer, atau programmer. Minimal untuk mereka yang di Indonesia, tapi jika memungkinkan untuk dunia internasional.

Saya melihat banyak sekali programmer di Indonesia yang butuh edukasi, kekurangan bahan belajar, bahan untuk eksperimen dalam bentuk artikel yang berkualitas. Artikel yang berkualitas seringkali kita temukan dalam bahasa Inggris atau bahasa lainnya. Sementara itu di pihak lain, ada juga programmer-programmer berkualitas, mampu membuat tulisan berkualitas, punya blog atau media sendiri namun mengalami problem dalam persistensi/kontinuitas. Sementara persistensi itulah yang dibutuhkan sebuah media supaya proses edukasinya jalan terus.

Akibatnya kita sering melihat programmer Indonesia ketinggalan jauh dengan negara tetangga. Bahkan sampai hari ini saya sering menjumpai programmer kita yang belum menyadari pentingnya menggunakan Source Control, dan tentu saja tidak terbiasa menggunakan Source Control. Apalagi Automated Test, Automated Build, Issue Tracking/Bug Tracking System dan teknologi lainnya. Padahal itu semua sudah jadi komoditi dalam teknologi software development masa kini. Masya Allah, kalau begini terus kita ketinggalan lebih dari satu dasawarsa dalam teknologi software development.

Ada lagi hal yang lebih menyedihkan yaitu kebanyakan programmer saat ini tidak tahu apa itu algoritma. Dikit-dikit minta source-code, dikit-dikit tanya ke group, padahal itu problem sepele dan bisa lihat di Help (F1) atau Googling dulu.

Jalan keluarnya menurut saya adalah edukasi terus-menerus. Ada banyak cara melakukan edukasi, yaitu menyelenggarakan pelatihan, workshop, gathering, dan media sebagai sarana kolaborasi, sarana interaksi, sarana edukasi. Saya berharap media ini menjadi sarana edukasi untuk programmer Indonesia dan memperkenalkan teknologi-teknologi baru seperti Lean Software Development, Agile Software Development, Scrum yang sebetulnya sudah ngga baru-baru amat.

Untuk merangsang minat programmer berkualitas untuk membuat tulisan, rencananya akan diberikan honor untuk tiap tulisan yang sesuai kriteria dan dimuat di media ini. Jadi ini adalah peluang bagi para programmer berkualitas untuk menambah penghasilan dengan membuat karya tulis. Namun pengunjung bisa membaca artikel tersebut secara gratis, mungkin perlu membership/registrasi saja.

Semua aktifitas ini jelas membutuhkan biaya, tidak ada yang gratis di dunia ini. Minimal butuh proses. Tapi sebagai pengusaha, kalau saya berpikir “dari mana uangnya?” ini namanya mengambil “kartu mati” sebab untuk saat ini saya juga belum tahu jawaban pastinya. Tapi yang jelas, salah satu sumber dananya adalah dari uang saya pribadi. Mungkin saja di masa yang akan datang ini jadi unit bisnis sendiri dari PT. Sandiloka, tapi ini butuh perencanaan yang lebih matang.

Untuk itu saya sedang mencari masukan, mencari nasihat mengenai hal-hal berikut ini:

  1. Berapa range honor yang pantas untuk sebuah artikel lepas?
  2. Bagaimana membuat aturan main yang jelas, terutama soal plagiarisme dan originalitas?
  3. Bagaimana proses dan periode pembayaran honornya?

Apakah rekan-rekan bisa memberikan masukan? Terima kasih sebelumnya ya 🙂

Kontribusi untuk Dunia Melalui Open Source

Sudah bertahun-tahun saya menggunakan software-software opensource yang ada di Linux, Sourceforge, Codeplex dan Google Code. Beberapa produk dan proyek yang saya berhasil selesaikan banyak memanfaatkan library, komponen yang tersedia di dunia open source.

Sangat menyenangkan karena menghemat waktu, tenaga dan biaya. Kita tidak perlu “membuat ulang roda”, tinggal reuse apa yang sudah ada.

Kini saatnya saya berkontribusi untuk dunia melalui open source. Saya akan menyumbangkan sebagian library, komponen maupun software yang saya buat dalam bentuk open source. Sebagian besar repository sudah saya simpan di server lokal Sandiloka. Khusus repository open source akan saya simpan di GitHub: https://github.com/ilhamrizqi

Selain repository pribadi, ada juga repository PT. Sandiloka di https://github.com/sandiloka. Semua repository menggunakan Git. Saya anggap Anda sudah terbiasa menggunakan Git sebagai source control.

Semoga bermanfaat.

Penyebab Pemimpin Tidak Bisa Tegas

Penyebab Pemimpin Tidak Bisa Tegas

Penyebab Pemimpin Tidak Bisa Tegas

Dalam kehidupan berorganisasi baik di masyarakat maupun di kantor, kita pasti ada di salah satu posisi yaitu menjadi pemimpin orang lain atau dipimpin orang lain. Ada banyak kriteria pemimpin yang baik, tapi ada satu kriteria yang pasti disepakati semua orang yaitu: TEGAS. Bersikap tegas itu bukan perilaku sewenang-wenang. Bersikap tegas artinya mengatakan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah. Jika A maka A, jika B maka B. Tanpa sikap yang tegas, pemimpin tidak bisa berlaku adil.

Namun sering pula kita lihat pemimpin yang tidak tegas. Yang benar dibilang salah, yang salah dibilang benar. Pemimpin seperti ini tidak akan bisa berlaku adil. Apa penyebab pemimpin tidak bisa tegas?

Pemimpin Takut Ditolak

Sangat menyenangkan jika keputusan atau kebijakan kita itu membela banyak orang, membuat senang orang banyak, dan membuat kita makin disukai banyak orang. Enak banget. Tapi ada kalanya pemimpin itu harus mengambil keputusan-keputusan sulit, yang tidak populer, yang akan mengganggu orang banyak, atau ada orang yang akan dirugikan. Misalnya, dalam konflik antara pengusaha dan pekerja.

Kalau sudah begitu, yang ada pasti serba salah. Kalau ambil keputusan A, menyusahkan pihak sebelah kanan. Kalau ambil keputusan B, menyusahkan pihak sebelah kiri. Lalu kita ambil jalan tengah, eh dua-duanya yang marah. Serba salah kan?

Solusinya, tetap memegang prinsip dan aturan yang benar. Jangan lihat kanan-kiri, tapi tanyakan ke dalam diri sendiri, apakah ini sudah benar atau belum? Pahami bahwa tidak ada keputusan yang bisa menyenangkan semua orang. Dengan bersikap tegas, justru membuahkan keuntungan sebab orang-orang yang memiliki loyalitas palsu kepada Anda akan terlihat wajah aslinya.

Pemimpin Takut Dibenci

Mengatakan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah resikonya memang besar. Salah satunya adalah dibenci orang. Orang yang tidak terima dengan ketegasan kita akan tidak senang. Dari sinilah nantinya timbul resistensi/penolakan dari orang atau bawahan yang kita pimpin.

Solusinya, pahami bahwa reaksi kebencian dan penolakan itu adalah sementara. Tidak akan permanen. Manusia pada dasarnya mudah berubah pendapat atau sikap tergantung suasana hatinya. Mungkin orang atau bawahan kita belum cukup edukasi sehingga tidak menangkap makna atau manfaat yang akan dicapai. Mungkin orang atau bawahan kita itu belum kenal dengan watak kita sebagai pemimpin.

Pahami pula bahwa sudah resiko menjadi pemimpin itu harus mengambil kebijakan yang tidak populer dan memancing reaksi penolakan orang lain. Jika memang harus begitu ya harus dilakukan walaupun sulit. Tugas pemimpin bukan menghibur atau menyenangkan orang lain. Kalau kita mengambil kebijakan hanya supaya disenangi orang lain, kita hanya menjadi pemimpin gadungan. Kalau hanya ingin disenangi atau menghibur orang atau bawahan, jadilah pelawak.

Pemimpin Takut Dimusuhi

Tidak hanya dibenci, seorang pemimpin beresiko dimusuhi orang lain. Entah itu orang lain yang dirugikan oleh kebijakannya, orang yang berkompetisi dengannya, atau siapapun. Sebaik apapun Anda, semurah apapun hati Anda, pasti ada saja orang yang akan iri dan dengki kepada Anda. Entah dia iri dan dengki oleh kesuksesan Anda atau iri dan dengki karena Anda disukai banyak orang. Bagi orang yang iri dan dengki, pencapaian kesuksesan Anda adalah penderitaan baginya.

Solusinya, pahami bahwa pada dasarnya manusia itu suka mengeluh dan iri pada perolehan orang lain. Dan makin tinggi kualitas manusia, makin banyak pula musuhnya. Makin banyak pula sahabatnya. Contohnya para Nabi dan Rasul. Merekalah yang musuhnya sangat banyak di dunia ini dan musuh paling besarnya adalah Iblis. Iblis adalah musuh yang nyata.

Tentu saja kita tidak berniat mencari musuh. Musuh tidak perlu dicari sebab mereka akan muncul sendiri, gratis, tanpa perlu Anda bayar. Itu sudah menjadi resiko menjadi pemimpin yang tegas.

Rasa Takut yang Lain

Menurut analisa saya, ketidaktegasan itu muncul dari rasa takut yang sebetulnya adalah ilusi dalam pikiran. Namanya juga ilusi, tidak akan pernah terjadi. Tapi ilusi itu nampak nyata sebab pikiran sering dipengaruhi opini atau berita yang tidak benar. Oleh sebab itu penting memberikan input yang benar ke dalam pikiran.

Solusinya, takutlah pada Tuhan. Janganlah takut kepada atasan, bawahan, kerabat atau yang lain.  Jika Tuhan sudah ridho kepada Anda, tidak ada seorangpun yang akan menghalangi. Tapi jika Tuhan tidak ridho kepada Anda, maka atasan, bawahan, kerabat bahkan tidak ada seorangpun yang bisa menyelamatkan Anda.

Dengan besikap Tegas, orang-orang yang selama ini mau enaknya saja, atau hanya ingin memanfaatkan Anda, atau pura-pura loyal kepada Anda akan menjauh dengan sendirinya, gratis, tidak perlu bayar mereka untuk pergi. Ini adalah keuntungan jangka panjang untuk Anda sendiri dan organisasi yang Anda pimpin.

Semoga bermanfaat.